Kamis, 31 Desember 2015

TREND PARIWISATA 2016


Tahun 2016 sudah tiba, ada banyak pertanyaan yang berkecamuk di kepala saya terkait dunia pariwisata secara global , khususnya bagaimana sebenarnya trend dari berwisatanya para wisatawan dunia di tahun 2016. Karena ini tentunya sangat penting selain memberikan secara makro tentang kondisi pariwisata dunia terkini juga dapat menjadi satu acuan di dalam menelurkan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengembangan pariwisata di negera kita.

Saya kemudian tergelitik melakukan sedikit riset , lalu  dari berbagai literature yang saya baca, ada bermunculan pertanyaan- pertanyaan dasar  yang perlu juga untuk dicari jawabannya, seperti misalnya :

1.     Mengapa Orang mau melakuan perjalanan di tahun 2016 ?
2.     Bagaimana mereka memutuskan sebuah daerah untuk menjadi tujuan wisata mereka?
3.    Bagaimana kira-kira pengeluaran mereka disaat mereka berlibur di tahun 2016 , akankah jauh lebih banyak daripada tahun 2015 ?
4.   Dan bagaimana dampak dari pilihan yang para wisatawan lakukan di tahun 2016 terhadap industri pariwisata secara keseluruhan ?


Dalam Menjawab empat poin itu , jika kita melihat hasil penelitian dari TripBarometer bersama TripAdvisor dari hasil analisa survey  dari lebih 44.000 tanggapan dari wisatawan dan pelaku bisnis pariwisata dunia maka dapat disimpulkan yang akan menjadi trend baru dalam travel 2016 adalah :

Trend # 1 - Mencari pengalaman baru

Bahwa wisatawan dari berbagai macam segmen usia cenderung untuk mencari hal-hal yang belum mereka coba sebelumnya , seperti berlibur ala petualang backpacker dan  menggunakan kapal cruise.

Data yang di analisis Secara globaldi dapatkan bahwa 69% dari wisatawan berencana untuk mencoba sesuatu yang baru ( hal yang pertama kali bagi mereka ) pada tahun 2016, diantaranya 1 dari 5 wisatawan global mengatakan bahwa mereka akan mencoba kapal cruise untuk pertama kalinya , 17% akan melakukan “ solo travel “ untuk yang pertama kalinya dan  15% akan mencoba perjalanan ala petualang ( backpacpacker) untuk yang pertama kalinya juga.


Trend # 2 – Pengeluaran Budget Liburan sudah tidak lagi menjadi issue karena sudah dipandang memang layak untuk dikeluarkan

Saat ini Di seluruh dunia, wisatawan sudah mulai  terbuka dan memahami kalau memang kebutuhan akan budget liburan di tahun 2016 adalah berbeda dengan tahun sebelumnya.
Data survey yang dihasilkan bahwa  1 dari 3 wisatawan ( 33%) sudah berencana untuk menghabiskan lebih banyak budget liburan mereka  pada tahun 2016 daripada yang mereka lakukan pada tahun 2015.

Di antara para wisatawan  yang berencana untuk meningkatkan budget liburan mereka, 49% mengatakan mereka akan melakukannya dengan alasan karena mereka atau keluarga mereka layak mendapatkannya.

Sedangkan 31% mengatakan alasan mereka akan menghabiskan lebih banyak budget liburan mereka  karena alasan hal itu penting untuk kesehatan  dan kesejahteraan.

Trend # 3 – Wisatawan Memilih daerah tujuan wisatawanya karena  berdasarkan keragaman  keunikan budaya, keindahan alam dan adanya  penawaran khusus dari akomodasi.

Wisatawan hari ini memilih tujuan untuk sejumlah alasan, termasuk penawaran khusus dari akomodasi.

Data analisis Secara global menyimpulkan bahwa 47% dari wisatawan mengatakan mereka memutuskan  memilih daerah tujuan wisata  karena keunikan dan keindahan budaya alam  dan keunikan prilaku masyarakat lokalnya.
1 dari 5 wisatawan (21%) memilih tujuan karena sebuah hotel memiliki tawaran atau paket khusus yang mereka baca di channel informasi mereka.

Promosi Pariwisata di  Televisi juga  tidak bisa untuk dikesampingkan bahwa 1 dari 5 wisatawan global yang telah memutuskan daerah  tujuan wisatanya dikarenakan alasan  mereka melihat iklannya di sebuah acara TV.

Trend # 4 – Kamar Hotel Ber – AC dan Free Wifi

Fasilitas kamar Ber AC dan WIFI adalah hal yang paling utama bagi para wisatawan disaat mereka memilih hotel tempat mereka tinggal. Dimana Secara global, 63% dari wisatawan mengatakan AC adalah harus ada ketika mereka memilih hotel , adanya service sarapan (40%) dan fasilitas kolam renang (26%).
Dan 46% mengatakan fasilitas gratis WiFi di kamar adalah harus,  jika akomodasi hotel tidak memberikan itu, mereka akan cenderung mencari tempat lain.

26% dari wisatawan mengatakan bahwa mereka membutuhkan akomodasi yang memiliki fasilitas WiFi super cepat, dan 11% bersedia membayar ekstra untuk layanan ini.

Trend # 5 - Meningkatnya tarif kamar

Bahwa di tahun 2016 akan terjadi kecenderungan kenaikan tarif kamar dari akomodasi hotel, dan banyak dari pelaku industri perhotelan yang merasa optimis bahwa di tahun 2016 mereka akan lebih banyak meraih keuntungan dari tahun 2015.

Dari survey yang dilakukan di temukan bahwa 3 dari 4 pemilik usaha optimis akan meraih laba lebih pada tahun 2016.
Dan Hampir setengah dari para pelaku bisnis perhotelan global berencana untuk meningkatkan tarif kamar pada tahun 2016 (47%).

Alasan Kebanyakan akomodasi menaikkan tariff  adalah untuk mengimbangi peningkatan biaya overhead (65%), meskipun lebih dari sepertiga menaikkan tarif dikarenakan alasan renovasi yang baru selesai (37%) atau karena meningkatnya permintaan (35%).

Dan 3 dari 4 pemilik usaha pariwisata optimis tentang profitabilitas pada tahun 2016. Mayoritas mereka yang optimis mengatakan itu karena banyaknya event lokal dan kegiatan MICE yang akan dilakukan oleh market tamu  mereka ditahun 2016 (65%) .
91% dari pelaku bisnis perhotelan melihat  bahwa dengan cara direct booking adalah sebagai kunci sukses bagi masa depan bisnis mereka.

Trend # 6 - Mengelola Reputasi secara online

Kehadiran online tetaplah menjadi penting,  Pada tahun 2016, bisnis pariwisata tidak bisa menutup mata tentang bagaimana kekuatan reputasi perusahaan sangat penting untuk dijaga di online

Karena 93% dari pelaku bisnis perhotelan mengatakan bahwa tinjauan online dari para wisatawan sangat penting bagi masa depan bisnis mereka.
Manajemen reputasi online masih merupakan  investasi terbesar bagi pemilik bisnis akomodasi di tahun 2016, dengan  nilai pembiayaan investasi 59%  lebih banyak di post ini daripada yang mereka lakukan di tahun sebelumnya.

Demikian 6 poin utama dari trend travel dunia 2016 , semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua di dalam menyusun kerangka kebijakan terkait membangun pariwisata Indonesia , yang tidak saja mensejahterakan industrinya tetapi juga mensejahterakan rakyatnya.
Selamat Bekerja untuk lebih hebatnya Pariwisata Indonesia di 2016

Taufan Rahmadi
Praktisi Dunia Kreatif, Komunikasi
Dan Digital Promosi Pariwisata

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB

Kamis, 12 November 2015

Airport Tutup Bukan " Nightmare " dalam Berwisata

dunia pariwisata kita saat ini sudah tidak bisa lagi tergantung 100% kepada transportasi udara untuk membawa wisatawan menuju destinasi-destinasi wisata di indonesia.
mengapa ?, belajar dari penutupan airport yang terjadi berkali -kali di Bandara Internasional lombok dan Bandara Ngurah Rai Bali perlu untuk segera dilakukan sebuah strategi baru di dalam " mengkondisikan psikologis " wisatawan bahwa bukan hanya pesawat udara yang mampu membawa mereka ke sebuah tujuan wisata yang mereka sudah rencanakan, tapi ada alternative moda ransportasi lain yang tidak kalah “ fun “ dan “ safe “ yang bisa dipilih , dengan kata lain “ airport tutup “ bukan “ nightmare “ apalagi ditundanya untuk berwisata.
Ditutupnya Ngurah Rai Airport dan Bandara Internasional Lombok adalah sebuah contoh nyata di dalam melihat secara jelas bagaimana pergerakan para wisatawan dapat untuk diprediksi, ada yang mengambil jalan darat dan laut artinya terus melanjutkan perjalanan menuju daerah tujuannya , akan tetapi ada juga yang memilih membatalkan kunjungannya , dan ini mungkin pilihan yang paling banyak diambil oleh para wisatawan .
Saya tergelitik kemudian melakukan sebuah riset kecil, bertanya dengan beberapa wisatawan yang kebetulan sama-sama mengalami nasib “ terjebak “ di airport , saya bertanya, apakah yang menjadi alasan disaat mereka memutuskan untuk membatalkan kunjungannya , dari jawaban mereka saya mengambil kesimpulan bahwa ada dua alasan yang paling utama , pertama mereka merasa tidak aman bepergian disaat ada “ bencana alam“ di sebuah destinasi wisata, lalu yang kedua , mereka melihat terbatasnya informasi tentang alternative tranportasi lain yang bisa menjadi pilihan yang nyaman bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan.
Mari bersama kita melihat moda transportasi fastboat yang melayani rute bali ( padang bai ) – teluk nare ( lombok ) dimana kebetulan juga saya beberapa kali menggunakannya disaat BIL ditutup ataupun disaat saya ingin mencari suasana lain di dalam traveling.
Berdasar informasi yang saya dapat dari dinas perhubungan setempat , bahwa ada sekitar 20 armada fastboat yang beroperasi di dalam melayani rute ini dengan kapasitas rata-rata 75 penumpang , dengan tarif per penumpang antara Rp. 200 – 250 ribu , fastboat ini menempuh jarak padang bai ( bali ) menuju Teluk Nare ( Lombok ) dalam waktu sekitar 1.5 Jam , dan rasanya pun cukup nyaman di tambah dengan keindahan pemandangan garis pantai Bali – Lombok dan kalau beruntung bertemu kawanan lumba-lumba yang bisa kita nikmati selama perjalanan.
Dari sisi komersial ataupun nilai ekonomi kita bisa dapat menganalisa bahwa fastboat ini dengan hitung-hitungan kasar,
20 armada x 75 penumpang ( one way ) x 6 ( frekwensi ) x Rp. 250.000
= Rp. 2.250.000.000 / day
Jika Jumlah omset ini dibagi rata dengan 20 boat maka omset rata perboat/ hari akan ketemu jumlah Rp. 112.500.000 , bisnis yang cukup menggiurkan bukan ?
Tidak berhenti disitu, Lalu bagaimana dengan potensi devisa yang dibawa oleh para wisatawan ?
Jika 20 Armada fasboat tadi kita rata-rata kan membawa 75 penumpang saja maka :
20 x 75 penumpang x 3 = 4500 penumpang perhari
jika kita asumsikan 4000 nya adalah wisatawan yang rata – rata lama menginap di Gili ataupun di Lombok adalah 3 hari dengan rata – rata menghambiskan $200 / hari maka akan di dapat :
4000 x 3hari x $200 = $2.400.000
2.4 juta USD , ini baru bicara 3 hari masa kunjungan , belum kita berhitung perputaran wisatawan yang terjadi selama satu bulan, lalu satu tahun , angka yang WOW bukan.
Sengaja saya menulis ini dengan mengemukakan hitung-hitungan komersial diatas, karena bagaimana pun disaat berbicara tentang pariwisata tidak terlepas dari nilai- nilai ekonomi dan bisnis yang mengikutinya.
Jadi , menurut hemat saya, daripada kita harus bermuram durja dikarenakan airport yang tutup yang memang disebabkan oleh kejadian alam yang sudah ditakdirkan olehNYa, sudah saat nya kita berfikir strategi – strategi jitu di dalam mengatasinya misalnya :
Dari sisi pemerintah :
1. Rangsang swasta untuk melakukan pengembangan bisnis transportasi pariwisata selain transportasi udara yang sesuai standardisasi kemanan dan kenyamanan , dengan memberikan kemudahan perijinan , insentif dll
2. Perkuat sosialisasi dan informasi tentang moda transportasi alternative yang tidak kalah fun dan nyaman di dalam berwisata.

Dari Sisi Swasta , sudah jelas, bahwa dunia pariwisata yang terus berkembang ini adalah sebuah kesempatan di dalam memperlebar jangkauan bisnis yang dimiliki, dan sudah terbukti bahwa bisnis pariwisata adalah bisnis yang sudah teruji di dalam bertahan menghadapi krisis.
Jadi bagaimana ?
Masih Banyak jalan untuk terus berlibur ,
Masih banyak jalan menuju 20 Juta wisatawan bukan ?
Salam,
Taufan Rahmadi
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB

Minggu, 06 September 2015

Mas Sandi Uno menuju DKI 1 ? ( Kultwit untuk Sandiaga S Uno )

1.    ass.wr.wb apa kabar mas @sandiuno ? ijin kan saya untuk mengajak mas berdiskusi  
       terkaitwacana yg muncul utk maju mjd DKI 1 #pilkadaDKI

2.    jujur ketika wacana ini muncul mas @sandiuno ada 1001 pertanyaan membuncah di dada ,
       apkh serius ini wacana ? #pilkadaDKI

3.    bagi sy ,maju or tidaknya @sandiuno itu tdk penting,krn toh diri mas sdh brbuat bnyk tdk
       saja utk #jakarta tapi jg #Indonesia #pilkadaDKI

4.    yg terpenting justru skrg, bgmn mas @sandiuno #gettingmore untuk #indonesia , jgn sampe 
       terjebak pola pragmatis dukungan dlm #pilkadaDKI

      5. ‪   sandiuno msh ingat bgmn bpk presiden @jokowi disaat akan mencalonkan diri di
           ‪ #pilkadaDKI, dukungan mengalir, tapi kmdn beliau tdk tuntas

      6.  lalu hrpn #jakarta pupus, untungnya @basuki_btp bs bkerja trlepas dr sgl kontroversinya ,
           kl @sandiuno maju utk #pilkadaDKI apkh bnr 4jkt?

      7. skenario #pilkadaDKI skdr utk mlompat mnuju istana bg seorg @sandiuno tdk boleh tjd ,krn    
          mas yg saya tahu bukan sosok yg haus kekuasaan.

     8.  kl mas @sandiuno melalui @Gerindra benar ingin maju di #pilkadaDKI ya harus MENANG
          dan jgn kecewakan #jakarta jika terpilih nanti ya mas

     9. kl mas @sandiuno  jujurnya saya sih lbh pas untuk #indonesia , dan #indonesia insyallah akan
         jd lebih baik . #pilkadaDKI

    10. at last mas @sandiuno , apapun takdir dari Allah SWT utk mas, smg yg terbaik, utk mjd DKI 1   
          atau utk mnjd RI 1 mas itu sudah pantas !

Selasa, 25 Agustus 2015

Jokowi dan Janji untuk Mandalika Lombok ( Kultwit Untuk Bapak Presiden )


1. Bismillahirohmanirrohim, Ass.Wr.Wb Kpd Yth & yg kami muliakan Bpk Presiden @jokowi msh ingat ? : https://www https://www.youtube.com/watch?v=xMYbwYszhZU


2. Bpk presiden @jokowi semenjak jaman pak harto hingga saat ini masyarakat disini dibanjiri janji , smg di jaman bpk tidak #nasibmandalika


3. Bpk presiden @jokowi disaat Bpk datang ke #lombok dan blusukan disini di April kemarin ada harapan perubahan itu akan ada #nasibmandalika



4. Bpk presiden @jokowi dana 1.8 T yg telah Bpk janjikan dihadapan masy NTB saat itu bagaikan energi utk hidup kembali #nasibmandalika




5. Bpk presiden @jokowi sy tidak habis pikir kenapa orang2 pintar di ITDC tdk bisa segera menuntaskan masalah ini ? #nasibmandalika

6. Bpk presiden @jokowi jika ITDC tidak sanggup mengelola , NTB dibwah kepemimpinan bpk Gub @zainulmajdi sy yakin bisa #nasibmandalika


7. Bpk presiden @jokowi kami sdh utarakan mslh ini kpd bpk mentri @ir_ariefyahya ,Menko @RamliRizal , tinggal final di bpk #nasibmandalika


8. Bpk presiden @jokowi bpk gubernur kamipun @zainulmajdi sudah berkirim surat kepada Bapak untuk menanyakan hal ini #nasibmandalika



9. Bpk Presiden @jokowi wakil2 rakyat DPRD Provinsi NTB sdh pula dtg ke senayan dan infonya bertemu @Fahrihamzah #nasibmandalika


10. Bpk Presiden @jokowi kami berharap dan kami yakin bapak memperhatikan permasalahan ini sebagai sesuatu yang serius @nasibmandalika

11. Bpk presiden @jokowi pembangunan Mandalika sudah tdk bisa ditunda lagi, cukup ceremonial ! kongkrit ! #nasibmandalika

12. Bpk presiden @jokowi ijinkan saya utk memberikan buah pemikiran sbg solusi #nasibmandalika


13. Bapak Presiden @jokowi , solusi 1 : Ganti pucuk pimpinan ITDC #nasibmandalika


14. Bpk Presiden @jokowi Solusi 2 : Ubah pola manajemen pembangunan KEK mandalika #nasibmandalika

15. Bpk presiden @jokowi Solusi 3 : Ganti ITDC dengan Badan Otorita Pengembangan KEK Mandalika #nasibmandalika

16. Bpk presiden @jokowi solusi 4 : evaluasi kredibilitas semua investor yang akan membangun di KEK Mandalika #nasibmandalika

17. Bapak presiden @jokowi solusi 5 : ikut sertakan masyarakat disana menjadi bagian dari pemegang saham KEK mandalika #nasibmandalika


18. Bpk presiden @jokowi itu 5 solusi yg kami usulkan, dan sy yakin bpk pasti punya solusi lain bersama mentri2 bapak #nasibmandalika


19. Bpk presiden @jokowi semoga Bapak bisa mendengar kami, sejuta harapan kami haturkan kpd bapak untuk langsung berbuat #nasibmandalika

20. Bpk presiden @jokowi kami tunggu realisasi dari janji Bapak untuk mandalika lombok , wass.wr.wb #nasibmandalika

Minggu, 01 Februari 2015

MICE Indonesia Menjelang Mati Suri

Judul tulisan ini bukan dibuat untuk sekedar menakut-nakuti, bukan pula sekedar analisa tidak berdasar, kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri PAN RB tentang larangan PNS meeting di hotel tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja, seperti yang diungkapkan bahwa negara bisa berhemat, padahal kebijakan tersebut berdampak negatif kepada pembangunan perekenomian Indonesia di sektor lainnya, sektor pariwisata , sektor industri kreatif, sektor perdagangan dan tentunya ketenagakerjaan.
Dalih “ penghematan “ yang diargumentasikan apakah bisa senilai dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sektor lain tersebut yang terancam untuk mati suri.

Dalam kesempatan ini penulis mencoba melakukan riset  singkat tentang apa kira – kira efek domino yang bakal terjadi terhadap dikeluarkannya surat edaran larangan meeting di hotel tersebut :

Tahukah anda berapa jumlah hotel berbintang di seluruh Indonesia ?

Menurut Data BPS  2014, jumlah hotel berbintang di 33 propinsi di Indonesia ada sebanyak 1996 buah, dengan jumlah tamu perhari yang menginap di seluruh hotel tersebut mencapai  133.989 tamu .

Artinya, jika kita mengasumsikan rata-rata harga jual kamar hotel berbintang tersebut adalah Rp. 400.000 / malam , dan rata-rata menginap tamu adalah 2 malam , maka akan ditemukan pendapatan total hotel berbintang di seluruh Indonesia ini dari angka sewa kamar saja mencapai :

133.989 ( tamu /hari ) x Rp. 400.000 ( sewa kamar ) x 2 malam  ( Rata-Rata hari menginap )x 30 hari  ( jumlah hari dalam 1 bulan)  x 12 bulan ( jumlah bulan dalam 1 tahun ) =  38.588.832.000.000 = lebih kurang 38.6 T / tahun .

apabila mengutip apa yang dikemukakan oleh wakil ketua PHRI saudara Hariyadi dalam RDPU bersama komisi X DPR RI, larangan rapat di hotel akan memukul pendapatan perhotelan  hingga 50 % bahkan lebih, artinya ini akan berdampak sangat signifikan terhadap keberlangsungan banyak hotel bintang di seluruh Indonesia. Jadi apabila penurunan pendapatan yang 50% ini kita kalikan Rp.  38.6 T maka akan diprediksi  pendapatan hotel berbintang dari sewa kamar saja akan menurun menjadi 19.3 T , dan  penurunan ini tentunya akan berdampak pula  terhadap penerimaan negara dari sektor pajak hotel  pertahunnya.

Penurunan pendapatan ini tidak berhenti disitu saja, tapi berlanjut pada efek domino yang tidak kalah mengjkhawatirkan, banyak hotel yang sudah mulai merumahkan pegawainya, banyak industri kreatif di daerah-daerah obyek wisatapun menurun drastis pendapatannya, seperti yang kita tahu bersama industri pariwisata adalah industri yang berhubungan dengan banyak sektor bisnis lainnya yang melekat erat dengan kesejahteraan masyarakat.

Tahukah anda berapa banyak tenaga kerja di Indonesia ini yang mampu diserap  di sektor pariwisata, ataupun sektor-sektor lainnya yang berkaitan langsung dengan sektor pariwisata?

Menurut data BPS 2014 disebutkan mencapai 24.829.734 jiwa, artinya terancamnya kelangsungan operasional banyak hotel berbintang di Indonesia akan mengancam pula kelangsungan hidup dari 24.8 juta penduduk Indonesia yang mengharapkan periuk nasi mereka dari sektor industri pariwisata.

Tidak bisa dipungkiri memang benar, hotel-hotel berbintang di Indonesia bergantung sebagian besar pendapatannya kepada MICE event yang berlangsung di hotelnya, dan meeting  yang dilakukan oleh instansi pemerintahan mengambil porsi hampir 40% dari total pendapatan tersebut.
Kita semua bersepakat bahwa negara harus melakukan penghematan dalam menjalankan operasionalnya, tapi dengan beredarnya surat edaran dari kementerian PAN RB ini “ penghematan “ yang di dengungkan justru kontra produktif dengan pembangunan ekonomi di sektor lain yang juga secara langsung berdampak terhadap kesejahteraan rakyat. 

Mari bersama kita belajar dari Dubai, bagaimana negara bagian Uni Emirates Arab ini mampu melepaskan diri dari ketergantungannya kepada minyak bumi, dan kemudian beralih ke sektor pariwisata dimana hampir 80 %  pendapatan negaranya berasal dari sektor ini, karena mereka sadar disaat industri pariwisata maju akan berdampak pada sektor lainnya dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan Dubai telah membuktikan itu.

Esensi tulisan ini ingin mencoba memberikan pertimbangan-pertimbangan bagi para pemegang kebijakan di negeri ini untuk bisa memahami bahwa surat edaran menteri PAN RB tentang larangan meeting bagi PNS dikeluarkan diwaktu yang tidak tepat, disaat Indonesia tengah membangun kekuatan sektor pariwisatanya,  jika saja nantinya surat edaran tersebut berhenti diberlakukan tentunya bisa menghindari efek domino yang bakal terjadi . Penghematan akan terasa manfaatnya disaat dia menghidupkan, bukan begitu Pak Menteri ?


Taufan Rahmadi,
Pemerhati Pariwisata dan Ketua BPPD NTB