Sabtu, 20 Oktober 2012

LOVE AND SHAKESPEARE PART 1

Jakarta, 20 Oktober 2012 , 4:44 pm

LOVE AND SHAKESPEARE PART 1

" Love, salju di venice butirannya sudah mulai turun, ruang apartment ini begitu sepinya, koridor jalan yang terlihat dari jendela kamarku begitu heningnya, sesekali pejalan kaki lewat, dan beberapa mobil yang lalu lalang, mimpi untuk mencoba melihat matahari di musim ini, langit begitu putih, mantel yang engkau berikan berhasil menghangatkanku, tapi gagal membunuh rinduku ".

" Love, masih ingat di saat musim gugur tahun kemarin, dirimu datang di suatu pagi, disaat aku begitu tekunnya tengah menulis di kursi dekat taman depan apartment, dirimu berjingkat perlahan di belakangku, untung disaat bersamaaan angin membawa wangi parfummu, beauty by CK, aku tahu engkau datang dan akan mengagetkanku, sebelum lebih dekat, akupun berucap, " engkau mengendap wahai perempuan, mimik senyummu aku bisa membayangkan , detak jantungmu aku bisa mendengarkan, dan wangi tubuhmu tidak mampu menghalangi angin untuk segera bergegas membisikku, kalau perempuan yang ada di setiap baris tulisanku selama ini, telah datang, dan berada di belakangku, Love masih kah engkau berjingkat dan tidak berlari ? "

" Love, kehidupan disini memang menakjubkan, kota ini membawa penduduknya seolah - olah berada dalam romantisme tiada berkesudahan, setiap sudut seperti memiliki " curhat " nya sendiri, anak-anak, muda-mudi, suami - istri, kakek - nenek, burung-burung, sungai mengalir, lampu-lampu, cahaya, romansa ada dimana-mana, cinta menebar dan memeluk setiap makhluk hidup disini, ini adalah orkestra impian, aku hidup di dalamnya Love, namun anehnya, aku masih saja belum menikmatinya, ada yang belum sempurna, ada yang masih belum kutemukan jawabannya, Love, engkau berada dimana ?

" Love, adakah kesendirian merupakan takdir hidupku, 135 negara, 720 kota, 5 benua, melintas garis bumi dan samudera, dan 3 puncak gunung tertinggi, disitu aku pernah ada, Tuhan menganugerahkan aku kesempatan untuk berada disana, tapi Love, kesempatanku untukmu begitu berbatasnya, aku yang salah atau Tuhan masih menyimpan misterinya ?

" Love, masih aku terduduk di apartemen ini, melepas pandanganku pada kursi taman diseberang sana tempat kita sering bercengkrama, salju semakin tebal turun dan menutupi jalan jalan, aku rindu saat - saat itu , aku menulis dan engkau membacakan puisi-puisi shakespeare kesukaanku, Love engkau adalah hidupku, adakah yang lebih tinggi dari itu ?



Kamis, 18 Oktober 2012

SENJA DAN KESUNYIAN

ada yang lain hari ini,
angin yang selama ini malu malu menjumputku
tiba-tiba dia dengan binar membangunkan bulu ronaku
aku sampai heran, gerangan apa yang bakal terjadi ? aku bertanya ..

setiap saat akhir-akhir ini,
waktu ,
mencoba menghitungnya dari menit ke menit
beda,
hati dan wajah tidak pernah se semeringah ini
angin memeluk erat, jiwa ingin lepas
tidak tega aku memberi batas

berjalan, berjungkit, batu-batu kecil yang menusuk
riak -riak itu bersenggama dengan pasir sembilu
aku ingin menari dan mencumbu matahari
sudah aku ciptakan orchestra dari sinar - sinar berselubung awan
tapi tetap saja aku dan sepi, .. abadi

ada yang lain hari ini,
disaat senja memungkas matahari
camar - camar menjadi lebih diam
dan nelayan tiada berlayar
bukankah ini yang engkau inginkan ?
sebuah senja dan kesunyian












( arcadia, jakarta, 18 okt 2012, menunggu maghrib )


Rabu, 10 Oktober 2012

Kesejatian Kemauan dari Kesejatian Karya

Lombok, Kamis 11 Oktober 2012   2:46 dinihari

" kesejatian ", sebuah kata yang langka ditemukan di dada kebanyakan manusia saat ini. benarkah ?

saya tahu benar kalau saya tidak bisa lari dari apa yang dinamakan kehidupan  kreatif, kehidupan ide, terlebih mengkreasikan sesuatu yang biasa-biasa saja,  saya terkadang " protest " di dalam hati, kalau hingga kini saya sulit sekali menemukan orang yang mampu menjadi " soulmate " saya di dalam mewujudkan manifesto - manifesto ide yang out of the box, banyak kenyataan dalam perjalanan perjuangan ini saya harus " terbonsai " dengan kebijakan-kebijakan yang menyudutkan saya, bahwa saya baru terbatas kepada manusia yang ber-ide, belum menjadi " manusia bermodal ", dan lalu merelakan ide saya terpasung di jurnal-jurnal digital saya.

ada sebuah teguran, ada sebuah idealisme, kalau seharusnya manusia kreatif itu dia tidak berhenti pada satu halangan, tapi dia terus mencari jalan keluar untuk menundukkan halangan itu, termasuk bagaimana menyakinkan " manusia bermodal " agar memiliki kemauan dan ber-chemistry yang sama untuk mewujudkan ide-ide yang briliant. saya sering bertemu banyak orang, dengan beragam latar belakang, tapi dari sekian banyak orang yang saya temui, sedikit sekali yang mampu mengakui, bahwa sebenarnya di saat kita berbicara kreatif , berbicara ide, tidak bisa dikawinkan dengan logika kapital, karena apabila itu terjadi, ide kreatif itu sudah terbatasi dengan sendirinya, yaitu kekuatan kapital itu sendiri.

sebuah pertanyaan yang terbetik di benak saya, disaat logika kapital vs logika karya terjadi, mana yang harus menjadi pegangan ?

pertanyaan ini sama saja dengan mencari jawaban, mana yang lebih dulu ayam atau telur, sebuah siklus logika yang tiada berkesudahan, tapi disini coba kita renungkan lebih dalam, logika kapital adalah logika pragmatis dari pencarian keuntungan dari sisi materi, logika karya adalah logika sensitifitas didalam menghasilkan kesungguhan karya, dua logika ini tidak mungkin untuk disatukan melainkan dikompromikan, tapi bagi saya ini tetap saja membuat ruang penciptaaan mahakarya menjadi terkibiri.

kalau saya boleh menjawab dan memilih, banyak manusia besar di muka bumi terlahir dengan penuh keterbatasan dalam dirinya, tapi mereka mampu menghasilkan mahakarya-mahakarya yang mampu terkenang sepanjang masa, mengapa demikian ? karena menurut saya orang-orang besar itu telah mampu menundukkan logika kapital yang bersarang di benak banyak orang dan menggantinya menjadi logika karya, inilah sebenarnya yang dinamakan sebuah kesejatian kemauan dari kesejatian karya, yaitu, perjuangannya bukan hanya sekedar mencari dan dibatasi harga, tapi lebih tinggi dari itu, perjuangannya adalah untuk menjadi bernilai dan bermakna.



@taufan09




Minggu, 07 Oktober 2012

GILI TRAWANGAN ( SURGA ROMANSA )

Datanglah padaku wahai surgaku, menari-nari kemilau dalam gelombang bercumbu angin, ingin rasanya kujadikan langit adalah kanvas dari puisi rinduku.

Datanglah padaku wahai surgaku, seusai tetes embun memelukku, di awal hari, dibinar surya usai semedhi, ufuk itu bukanlah batas, melainkan garis orbit penyambung hati.

Datanglah padaku wahai surgaku, biduk biduk perahu dan layarnya yang berebut angin, adakah mungkin segera kujemput dirimu dan kita berdansa diatas pasir ?

Datanglah padaku wahai surgaku, kamana lagi aku akan berpulang, disaat KEABADIAN itu adalah DIRIMU ..

( Menikmati Gili Trawangan, Lombok Oct 6th 2012, sukses trs visit lombok sumbawa 2012 )

DE MOMENTUM

Yang terpenting dari setiap tantangan adalah disaat kita akhirnya mampu menyadari bahwa kapabilitas kita ternyata melebihi prasangka kita sendiri,

seringkali kekuatan asli, kecerdasan intuisi, ketajaman feeling, objectivitas analisa,dan improvisasi ide lahir disaat kita berada dalam "kuldesak".

dalam keterbatasan yang dimilikinya, dalam goncangan yang dirasakannya, dalam ego yang t
idak jarang menguasainya, seorang manusia pilihan akan selalu mampu memilih "irama" yang tepat untuk setiap gerak "dansa" nya, lalu terus melangkah dan menjawab itu dengan senyum dan kepala tegak.

Momentum dari sebuah keberhasilan bukan terletak pada plakad, tanda jasa, pangkat, materi ataupun kekuasaan, tapi terletak dari seberapa jauh mahakarya yang kita persembahkan mampu bernilai dan selalu diingat melebihi usia kita sendiri.

Kita bukan untuk Diri, tapi GENERASI

Jum'at bermakna

T9
@taufan09

( Lombok, menjelang momentum ke-2 dari keajaiban mimpi )