Rabu, 04 Desember 2013

Keikhlasan dalam Kekuasaan

Orang bijak pernah berkata bahwa sejatinya kebenaran itu bukan utk dipelajari, melainkan harus ditemukan. Lalu, dimana kita dapat mencari kebenaran ?

Bulan-bulan ini adalah bulan dimana para caleg berlomba-lomba turun dan bersosialisasi kepada masyarakat, mencari simpati para calon pemilih dgn 1001 cara, mulai dgn cara yang biasa hingga tidak biasa.

Masyarakat dihadapkan pada banyak pilihan, ratusan figur yg tampil dan mengklaim dirinya adalah sosok paling pantas menjadi wakil rakyat, pertanyaaanya, bagaimanakah masyarakat mampu mendeteksi kepantasan sosok seorang caleg itu dengan tepat, sehingga nantinya disaat mencoblos sudah memiliki keyakinan akan sosok caleg tersebut ?

Publik berhak menguji calegnya, mencari sisi kebenaran dari sosok mereka, mencari caleg yg memiliki semngat merajut dan sekaligus mengaktualisasikan nilai-nilai mulia politik, caleg yg menyadari akan pentingnya sebuah komitmen janji kepada masyarakat setara dengan harga dirinya. Dan yang paling penting adalah mencari sosok seorang caleg yg tidak lagi bertumpu pada ego mencari kekuasaan melainkan keikhlasan pengabdian.

Memimpikan sosok seperti ini utk muncul bukanlah hal yg mustahil, asal kita sebagai rakyat juga menjadi rakyat yang cerdas di dalam memilih dan berani menolak serangan UANG sebagai sogokan utk memilih.

Kita sering bersepakat bahwa money politik itu TIDAK BENAR, tapi kita jarang mempertahankan kesepakatan itu hingga dihari pencoblosan.

Uang kerap telah membeli kebenaran kita ! Bukan begitu ?

Salam hormat,

Semoga bermakna

T9

Selasa, 29 Oktober 2013

MEMBANGUN KEPERCAYAAN

Tidak mudah menulis artikel ini, kenapa ?, dari judulnya saja saya merasa diingatkan, apakah saya termasuk orang yang bisa dipercaya ?

Saya merasa, saya masih jauh dari predikat itu, saya masih harus terus belajar dan memperbaiki diri untuk membangun sebuah kepercayaan.

Kepercayaan, sesuatu yang sepertinya mudah untuk diucapkan tapi sulit untuk dilakukan, seberapa banyak dari kita berani untuk mengakui ketidakjujuran lalu berjiwa besar untuk mengakuinya sebagai sebuah kesalahan ?

Tidak jarang, disaat berproses membangun sebuah kepercayaan kita berhadapan dengan mereka yang mencibirkan bibir, orang orang yang merasa akan bakal kalah pamornya, sebuah perubahan prilaku tetap menghadirkan resistensi, kemudian kemampuan diri di dalam mengkonversikan cibiran ataupun kritikan itu menjadi sebuah energi positif adalah penentu dari seberapa gigih kita mau meraih predikat terpercaya itu dihadapan masyarakat, terlebih dimata Tuhan.

Seorang calon pemimpin untuk diterima di masyarakat dia harus mampu membangun kepercayaan, kepercayaan adalah dasar darj setiap karya perubahan, merespon cibiran, merespon kritikan bukan dengan arogansi, apalagi saling balas menyalahkan, mengutip kata Rhenald Khasali, " jangan khawatir dengan " provokator ", sebab " provokator " hanya " mati " ditangan mereka yang sangat dipercaya publik"

Saya dan anda pasti sepakat untuk mengharapkan perubahan yang lebih baik demi  cita-cita yg kita perjuangkan, dan ini tidak sulit jika kita berhasil membangun dan menjaga kepercayaan itu.

Sekali lagi, ini tidak mudah, dan saya masih belum berhasil menjadi seperti itu.

Mari Berjuang !

Taufan Rahmadi

Kamis, 17 Oktober 2013

DICARI : CALEG BERSIH, DICARI : RAKYAT YANG TOLAK " SERANGAN FAJAR "

adakah caleg bersih ? adakah caleg yang berani menjaminkan dirinya kepada masyarakat dan kepada Tuhan bahwa dirinya tidak akan bermain money politik di dalam pemilu legislatif nanti ?

saya yakin 8 dari 10 orang yang membaca artikel ini akan menjawab, " TIDAK ADA ! ", mana ada orang sekarang yang mengejar kekuasaan tidak bermain uang di dalam mewujudkan cita-citanya, mereka rela melakukan apa saja, bahkan menjual apa saja, mungkin termasuk harga dirinya untuk bisa duduk di kursi kekuasaan.

saya, anda dan bahkan kita semua sama - sama menyadari money politic adalah tidak mendidik, cerminan ketidakjujuran, bagaimana mungkin kita bisa percaya kepada seorang caleg yang belum apa-apa sudah melakukan KETIDAKJUJURAN di dalam usaha " pencaleg-an"nya. 

pola pikir instant, serba ingin cepat, menghalalkan segala cara adalah sifat-sifat yang kerap secara jelas dipertontonkan dihadapan kita, politik transaksional adalah budaya yang " wajar " untuk dilakukan guna meraih suara, lalu sebagian orang mengatakan, " terima saja uangnya, jangan pilih orangnya !", pembenarannya dari sisi rakyat adalah rakyat menerima uang itu karena butuh makan, pembenarannya dari sisi caleg adalah karena kalau tidak melakukan itu rakyat tidak akan memilih si caleg.

pola pikir " money politic " ini harus dirubah, money politic menyebabkan bangsa ini seperti sudah tidak memiliki harga diri lagi, caleg yang melakukannya seolah-seolah telah menyamakan harga diri rakyat hanya sebatas nilai uang yang diberikan. Kalau rakyat menerima uang itu, apakah harga diri rakyat begitu mudah untuk dibeli ?,  kalimat yang sering didengungkan " ambil saja uangnya tapi jangan pilih orangnya ", bermakna sungguh bersayap, saya tidak terlalu bersetuju jika hal ini  dianggap pendidikan yang benar untuk rakyat, rakyat memang tidak bisa disalahkan disaat mereka menerima uang  dengan mengatasnamakan kondisi kehidupan mereka yang memang membutuhkan itu, tapi kita tidak bisa juga membiarkan sifat ini menjadi watak di kepala rakyat, ini seperti membiarkan kebodohan dan ketidakjujuran menjadi bagian kewajaran dari kehidupan bangsa ini.

Rakyat harus diajarkan bahwa :  

caleg money politic = caleg tidak terpercaya = caleg berpotensi korupsi 
caleg NO money politic = caleg terpercaya = caleg TIDAK berpotensi korupsi

Mentalitas bangsa ini sudah berada pada titik nadir, krisis kepercayaan berada dimana-mana,  para pemegang kekuasaan di negeri ini tanpa tersadar sudah menjadikan kekuasaan dan materi adalah Tuhannya, ironis disaat kita mengakui " Ketuhanan Yang Maha Esa " sebagai dasar kehidupan kita di dalam berbangsa dan bernegara, bangsa ini boleh saja menderita tapi jangan sampai kehilangan harga diri di mata penciptanya.

Pemilu legislatif 2014 sebentar lagi akan berlangsung, kita harus mengajak masyarakat secara bersama untuk " MELEK " memilih wakilnya, ikut bertanggung jawab atas kehidupan masa depan bangsanya, pilihlah caleg yang benar-benar berkualitas, baik dari segi mental ataupun konsep perjuangannya, Jangan biarkan caleg yang melakukan money politic memenangkan kursi - kursi di dewan perwakilan rakyat, pastikan caleg yang melakukan hal ini TIDAK AKAN DIPILIH apalagi terpilih.

Dicari : Caleg Bersih, seperti judul tulisan saya, mungkin ini seperti mencari sebuah jarum diantara tumpukan jerami, tapi saya yakin sosok caleg seperti itu pasti ada, dan langkah awal mendeteksi itu adalah disaat si caleg berani mengatakan sumpahnya di hadapan masyarakat : 

" Demi Allah saya tidak akan menggunakan money politik di dalam perjuangan meraih suara rakyat, dan Demi Allah saya juga tidak akan melakukan korupsi disaat saya terpilih nanti ".

Siapa Caleg yang berani melakukan ini ? Siapa Rakyat yang berani tidak menerima " serangan fajar " ?, Siapa Caleg dan Siapa Rakyat yang mau turut serta memperbaiki bangsa ini ?

Pilih KEJUJURAN atau KEBOHONGAN, pilih HARGA DIRI atau UANG, saya dan anda mungkin saja berbeda jawaban, berbeda pilihan, tapi TUHAN pasti akan menilai KITA  dengan kacamata kebenaran.

untuk perbaikan bangsa ini,

Taufan Rahmadi













Kamis, 10 Oktober 2013

Suatu sore " Bersama " Sandiaga Uno di Resto Taliwang Moerad

Mendengar khusyuk pencerahan dari mas sandi bersama adik-adik di team T9 yg sudah beberapa minggu ini berkutat dengan pekerjaan kreatif yg tengah kami lakukan :

... Banyak orang bertanya, " Bagaimana caranya menjadi orang yang superkaya ? ",

namun yang penting bukan menjadi orang kaya,melainkan yang lebih penting adalah kontribusi yg ingin kita berikan kepada masyarakat, yang kita perjuangkan, manfaat apa yg ingin kita wariskan bagi dunia.

Suatu saat peringkat, kekayaan, saham dan network tidak akan dapat memotivasi kita, namun yang akan mendrive kita adalah impact, legacy dan kontribusi yang akan tinggalkan bagi dunia.

Soichiro honda, apa yg sebenarnya honda inginkan? Ia tdk menginginkan kekayaan, dia bermimpi kemudahan transportasi bagi semua orang.

Steve jobs, dia ingin komputer yg mulanya barang mahal dan langka , yg ukurannya sangat besar, dapat dikecilkan menjadi kebutuhan semua orang, dia tdk pernah bermimpi market capitalization apple lebih besar dari microsoft, yg saat ini terjadi .

Sandi uno, memiliki visi Indonesia bisa setara, walau memiliki banyak potensi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, indonesia masih diragukan, tidak dianggap setara, jika sandi mengejar kekayaan, dia akan terus mengejar transaksi-transaksi berikutnya tanpa mau membagi ilmu.

Jadi, Yang dpt kita pelajari adlah,

"chase the vision not the money",

jika kita dapat mendefinisikan visi kita dan konsisten dalam mengejarnya, uanglah nanti yang akan mengejar kita.

So, what is your vision sahabat ?

Mari kita definisikan, lalu kita perjuangkan..Bismillah

Semoga bermanfaat,

Salam hormat

Taufan Rahmadi | T9

Senin, 30 September 2013

ACHMAD ZIGI ZARESTA : ATLET MUDA KARATE NTB YANG MENDUNIA

NTB patut berbangga kepada atlet muda yang masih berusia 15 tahun ini, bagaimana tidak, segudang prestasi sudah pernah diraih oleh Zigi demikian panggilan akrabnya , sebut saja :

1. 2009, juara 2 kejurnas Inkai Surabaya
2. 2010, juara 1 piala mendagri makasar
3. 2011, juara 1 Mendagri cup
4. 2012, juara 1 mendiknas cup
5. 2012. juara 2 kejurnas inkai
6. 2013, juara 1 mendagri cup

November 2013 ini Zigi akan mewakili Indonesia menuju " World Karate Champhionship " di Spanyol, lahir dari keluarga yang sederhana, putra dari bapak Yuda Madi seorang pemandu wisata dikenal sebagai anak yang tekun, sederhana dan tidak mudah menyerah.

adalah sebuah kebanggaan bagi kita semua sebagai masyarakat NTB dengan prestasi yang diraih oleh ZIGI, dukungan dari pemerintah NTB ( salam hormat buat bapak Gubernur M Zainul Majdi ) , Ketua KONI NTB ( salam hormat buat bapak M Nur Said Kasdiono ), pejabat dari instansi terkait, tokoh-tokoh masyarakat Lalu Mara Satria Wangsa Sirra PrayunaSirra Prayuna Suryadi JP Baiq Diyah Ratu Ganefi, Gita Ariadi, Rosiady Sayuti( salam hormat ) dll , pengusaha - pengusaha di NTB, pastilah sangat berguna bagi perjuangan ananda ZIGI nantinya di spanyol.

sekali lagi mari bersama kita beri semangat buat ZIGI agar bisa membawa nama harum Indonesia dan NTB di kancah dunia.

semoga Allah SWT memudahkan perjuangan ini

Salam Hormat, Salam Prestasi

Taufan Rahmadi

( berinisiatif menulis ini setelah mendengar berita yang membanggakan ini dari seorang kawan yang kebetulan dekat dengan ZIGI )

Sabtu, 14 September 2013

CERITA SANDI UNO DAN T9



” Intensitas dan konsistensi di dalam ikhtiar tidak boleh surut, perjuangan di dalam meraih mimpi harus dibarengi oleh niat yang sungguh sungguh, dan disaat keberhasilan itu kita raih jangan prnah lupa untuk BERBAGI, hidup ini bukan sekedar untuk DIRI, melainkan utk kebermanfaatan bagi orang banyak, Jamin kita akan panjang umur dan tidak pernah merasa kekurangan ..”

Mas Sandi Uno telah mencontohkan hal itu kepada saya disetiap kali pertemuan dalam berbagai macam aktifitas ataupun diskusi informal yang kerap kami lakukan.
Kali ini mas Sandi berkesempatan datang ke lombok, kampung halaman saya, bukan hanya sekedar menikmati keindahan alamnya yang memang dia kagumi tetapi juga datang ke sekolah di desa terpencil dan bertemu dengan anak anak SD, guru-guru, lalu memotivasi mereka, dekat, cair dan begitu perhatian.

” Sejoeta Boekoe untuk Anak Negeri ” adalah program yang mas Sandi lakukan sebagai kepedulian untuk memajukan kualitas pendidikan negeri ini, karena dia yakin dengan membaca, dengan ilmu pengetahuan, Indonesia akan melahirkan generasi unggul yang mampu menjawab tantangan zaman.

Inilah kebermaknaan hidup, kemapanan jiwa, kekayaan yang dibalut kesederhanaan, kekuasaan yang bersemayam di kerendahan hati, kecerdasan yang selalu ingin mendengar, pembicaraan yang bukan basa basi, dan jiwa besar dari seorang pemimpin, mas Sandi telah mencontohkan itu kepada saya, sangat menginspirasikan.

Senja menjelang, saya berucap pamit pada dia, lalu di akhir pertemuan dia mengatakan,

” Fan, saya tidak pernah menilai orang dikarenakan title ataupun jabatan, melainkan bagaimana prestasi dan apa karya yang pernah dia perbuat untuk orang banyak . “

Saya pun pulang, dengan sejuta rasa syukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada saya hingga saat ini, sy masih hrs banyak belajar dan terus bersemngat mengejar mimpi-mimpi saya.

Dan yang paling penting, ” MINDER ” saya sebagai pengusaha kecil hilang sudah

semoga bermakna dan menginspirasikan

Taufan Rahmadi | T9
@taufan09


Kamis, 05 September 2013

Belajar dari Bung Karno

3 hari belakangan ini sy meluangkan waktu sekitar 1-2 jam utk belajar tentang " pidato -pidato bung karno ", bgmn proklamator ini bisa menghadirkan pidato2 yg menggugah dunia, bgmn pidato2 nya bisa membuat rakyat tidak mengantuk, bgmn pidato2 nya mampu membakar semngat setiap pendengarnya.

Soekarno adlh manusia yg ekspresif, sangat pandai menyuarakan hati. Orasinya mampu membuat rakyat terpukau.

" I am speaking to you in a language, which is not mine nor yours, but I am speaking with language of my heart " ( Soekarno )

Para Pemimpin dan calon pemimpin di negeri ini masih sedikit sekali yang mampu berbicara dengan jiwanya, yang mampu menautkan batinnya dengan rakyat yg menyaksikan dan mendengar dia berbicara.

Itulah mungkin yg menjadi sebab utama, knp disaat sekarang ini, rakyat sudah sedikit apatis tentang pemimpinnya, karena susah sekali mencari pemimpin yg mampu merangkul jiwa mereka, speak through from the heart.

Sukarno, selalu berbicara tentang persamaan derajat manusia, tentang penderitaan rakyat, tentang semngat perjuangan, tentang INDONESIA yg satu.

" Rakyat masih banyak yg Lapar, pendidikan masih mahal, kesehatan masih tidak bersahabat bagi mereka yang miskin, petani menjerit, nelayan terhimpit, dimana-mana orang dibunuh, nyawa manusia sudah tidak ada harganya, inilah kenyataan negeri ini, kita bukan saja dibunuh oleh bangsa lain, tapi kita juga,membunuh diri kita sendiri ! "

Benar kata Bung Karno" Revolusi kita belum selesai ! "

Revolusi yg bukan saja melawan kolonialisme, tapi juga revolusi melawan mereka yang membuat perut rakyat tambah lapar.

Adakah kita bergeming ?

Salam hormat,

T9

Sabtu, 24 Agustus 2013

CATATAN T9 : BELAJAR DARI EVENT ASEAN


CATATAN T9 : BELAJAR DARI EVENT ASEAN

Minggu, 25 Agustus 2013
-- di 2/3 malam --


... di dalam situasi yang sulit, di dalam kondisi yang tidak menguntungkan, di dalam kondisi yang penuh tekanan, jangan diam, terus saja bergerak, hadapi tantangan dengan keberanian, dalam kebermaknaan tujuan kita pasti menemukan kemudahan dari Tuhan ...

setiap project kreatif selalu memiliki ceritanya sendiri, mulai dari tahapan mencari ide, melobby, negosiasi, dealing, persiapan, pengerjaan , lalu diakhiri dengan pembuatan laporan, setiap tahapan itu bagaikan " episode kreatif " dimana di dalamnya ada bertabur cerita suka duka yang memberikan banyak pelajaran.

di dalam mengerjakan project " ASEAN " ini ada pelajaran penting yang saya petik, bahwa sebuah kesuksesan dalam event itu tidak diraih oleh karena peran satu orang, melainkan kerjasama setiap pribadi yang terlibat di dalamnya, hambatan yang terjadi adalah hal biasa, terus cari solusi, fokus di tujuan akhir, yaitu kesuksesan event itu sendiri.

membangun team dalam event itu tidak mudah, setiap pribadi yang baru saling kenal pastilah penuh dengan " tabir " dalam setiap interaksinya, dan ini kerap menimbulkan kekakuan, ini tidak boleh terjadi, koyak kekakuan itu dengan chemistry persahabatan yang dihadirkan, carilah titik persamaan diantara banyak perbedaan.

seperti dalam ASEAN, saya tadinya tidak mengenal sama sekali siapa dan bagaimana sosok dari orang - orang yang tergabung dalam team saya, berbeda budaya, berbeda usia, berbeda bahasa, dst, menyadari itu saya tidak tinggal diam, saya mencoba " blusukan " di hati setiap team, berusaha menciptakan chemistry persahabatan  dengan memulai membicarakan tentang "siapa diri mereka" bukan tentang "siapa diri saya ", dan itu berhasil.

ASEAN, event yang sederhana dalam tatanan produksi, tapi sarat makna pembelajaran tentang bagaimana terus tanpa putus asa mencari titik persamaan dalam beragam perbedaan, kita memang belum utuh menjadi satu karena singkatnya waktu, tapi saya yakin akan ada banyak pribadi pribadi yang luar biasa yang akan lahir setelah ini, dan menganggap event ini sebagai sebuah " leverage ", sebuah daya ungkit untuk mewujudkan catatan - catatan kecil dari mimpinya. selamat datang masa depan !

Farewel ASEAN, Semangat Terus Generasi Kreatif Indonesia

salam,

Taufan Rahmadi | T9

Minggu, 18 Agustus 2013

K I T A


Malam dan kesendirian, terdiam, lalu menulis 1001 kata rindu; menggantungkannya pd bintang, sambil berharap mungkin saja ada yg merasa.

Lampu yg berpendar di lorong sepi, pohon dan angin yg tengah bercumbu spt tiada hirau kalau ada aku  dibelenggu kesendirian

wahai jiwa yg memeluk bulan jgn biarkan malam ini membunuhku, peluk aku dengan sayap sayap cahayamu , berikan aku keajaiban untuk menjadi nafasmu

pd dedaunan yg berjatuhan dan ranting yg berderik pelan, aku ingin katakan tiadalah kesempurnaan disaat tiada kita dlm hidup ini

hening, aku masih menulis, pertanyaanku, apakah kalimat yg paling pas utk mendefinisikan KITA ?

Kebersamaan dan keikhlasan itu kita, keabadian itu kita, dan semoga Tuhan berpendapat sama.

Bukankah begitu wahai cahaya ?


( Taufan Rahmadi, Asean 18 Agustus 2013 )

Jumat, 02 Agustus 2013

INSPIRATIVE HOUSEWIFE STORY oleh HIMSA


( Tulisan ini sangat inspiratif dan menjadi jawaban saya dari banyak pertanyaan saya tentang dunia parenting, dan bagaimana saya seharusnya sebagai seorang suami mensupport Istri di dalam mendidik anak-anak di rumah, disadur dari blog link : http://azaleav.wordpress.com/2013/08/01/inspirative-housewife-story/ )
 Tiga anaknya tidak sekolah di sekolah formal layaknya anak-anak pada umumnya. Tapi ketiganya mampu menjadi anak-anak teladan, dua di antaranya sudah kuliah di luar negeri di usia yang masih sangat muda. Saya cuma berdecak gemetar mendengarnya. Bagaimana bisa?


Minggu (21/ 7) lalu, saya mengikuti acara Forum Indonesia Muda (FIM) Ramadhan yang diadakan di UNPAD. Niat awalnya mau nabung ilmu dan inspirasi sebelum pulang kampung, selain juga memang karena pengisi acaranya inspiring. Eh, pembicara yang paling saya tunggu ternyata berhalangan hadir. But, that’s not the point. Semua pembicara yang hadir memang sangat inspiring, tapi saya benar-benar dikejutkan di sesi terakhir. Tentang parenting. Awalnya saya pikir sesi ini mau membicarakan apa gitu. Do you know actually? It talks about a success and inspiring housewife. Saya langsung melek. Lupa lapar. Like my dream becomes closer. Saya mencari seminar yang membahas tentang keiburumahtanggaan. Nggak tahunya nemu di sana.

Lihatlah daftar mimpi besar saya nomor 1-4. Rasanya terbahas semua sore itu. (No offense nomor 2, gue juga kagak tahu kalau urusan itu :p ) Baiklah, mukadimah ini akan terlalu panjang kalau saya lanjutkan.

Namanya Ibu Septi Peni Wulandani. Kalau kalian search nama ini di google, kalian akan tahu bahwa Ibu ini dikenal sebagai Kartini masa kini. Bukan, dia bukan seorang pejuang emansipasi wanita yang mengejar kesetaraan gender lalala itu. Bukan.

Beliau seorang ibu rumah tangga profesional, penemu model hitung jaritmatika, juga seorang wanita yang amat peduli pada nasib ibu-ibu di Indonesia. Seorang wanita yang ingin mengajak wanita Indonesia kembali ke fitrahnya sebagai wanita seutuhnya. Dalam sesi itu, beliau bercerita kiprahnya sebagai ibu rumah tangga yang mendidik tiga anaknya dengan cara yang bahasa kerennya anti mainstreamIt’s like I’m watching 3 Idiots. But this is not a film. This is a real story from Salatiga, Indonesia.

Semuanya berawal saat beliau memutuskan untuk menikah. Jika ada pepatah yang mengatakan bahwa pernikahan adalah peristiwa peradaban, untuk kisah Ibu Septi, pepatah itu tepat sekali. Di usianya yang masih 20 tahun, Ibu Septi sudah lulus dan mendapat SK sebagai PNS. Di saat yang bersamaan, beliau dilamar oleh seseorang. Beliau memilih untuk menikah, menerima lamaran tersebut. Namun sang calon suami mengajukan persyaratan: beliau ingin yang mendidik anak-anaknya kelak hanyalah ibu kandungnya. Artinya? Beliau ingin istrinya menjadi seorang ibu rumah tangga. Harapan untuk menjadi PNS itu pun pupus. Beliau tidak mengambilnya. Ibu Septi memilih menjadi ibu rumah tangga. Baru sampai cerita ini saja saya sudah gemeteran.

Akhirnya beliaupun menikah. Pernikahan yang unik. Sepasang suami istri ini sepakat untuk menutup semua gelar yang mereka dapat ketika kuliah. Aksi ini sempat diprotes oleh orang tua, bahkan di undangan pernikahan mereka pun tidak ada tambahan titel/ gelar di sebelah nama mereka. Keduanya sepakat bahwa setelah menikah mereka akan memulai kuliah di universitas kehidupan. Mereka akan belajar dari mana saja. Pasangan ini bahkan sering ikut berbagai kuliah umum di berbagai kampus untuk mencari ilmu. Gelar yang mereka kejar adalah gelar almarhum dan almarhumah. Subhanallah. Tentu saja tujuan mereka adalah khusnul khatimah. Sampai di sini, sudah kebayang kan bahwa pasangan ini akan mencipta keluarga yang keren?

Ya, keluarga ini makin keren ketika sudah ada anak-anak hadir melengkapi kehidupan keluarga. Dalam mendidik anak, Ibu Septi menceritakan salah satu prinsip dalam parenting adalah demokratis, merdekakan apa keinginan anak-anak. Begitupun untuk urusan sekolah. Orang tua sebaiknya memberikan alternatif terbaik lalu biarkan anak yang memilih. Ibu Septi memberikan beberapa pilihan sekolah untuk anaknya: mau sekolah favorit A? Sekolah alam? Sekolah bla bla bla. Atau tidak sekolah? Dan wow, anak-anaknya memilih untuk tidak sekolah. Tidak sekolah bukan berarti tidak mencari ilmu kan? Ibu Septi dan keluarga punya prinsip: Selama Allah dan Rasul tidak marah, berarti boleh. Yang diperintahkan Allah dan Rasul adalah agar manusia mencari ilmu. Mencari ilmu tidak melulu melalui sekolah kan? Uniknya, setiap anak harus punya project yang harus dijalani sejak usia 9 tahun. Dan hasilnya?

Enes, anak pertama. Ia begitu peduli terhadap lingkungan, punya banyak project peduli lingkungan, memperoleh penghargaan dari Ashoka, masuk koran berkali-kali. Saat ini usianya 17 tahun dan sedang menyelesaikan studi S1nya di Singapura. Ia kuliah setelah SMP, tanpa ijazah. Modal presentasi. Ia kuliah dengan biaya sendiri bermodal menjadi seorang financial analyst. Bla bla bla banyak lagi. Keren banget. Saat kuliah di tahun pertama ia sempat minta dibiayai orang tua, namun ia berjanji akan menggantinya dengan sebuah perusahaan. Subhanallah. Uang dari orang tuanya tidak ia gunakan, ia memilih menjual makanan door to door sambil mengajar anak-anak untuk membiayai kuliahnya.

Ara, anak ke-2. Ia sangat suka minum susu dan tidak bisa hidup tanpa susu. Karena itu, ia kemudian berternak sapi. Pada usianya yang masih 10 tahun, Ara sudah menjadi pebisnis sapi yang mengelola lebih dari 5000 sapi. Bisnisnya ini konon turut membangun suatu desa. WOW! Sepuluh tahun gue masih ngapain? Dan setelah kemarin kepo, Ara ternyata saat ini juga tengah kuliah di Singapura menyusul sang kakak.

Elan, si bungsu pecinta robot. Usianya masih amat belia. Ia menciptakan robot dari sampah. Ia percaya bahwa anak-anak Indonesia sebenarnya bisa membuat robotnya sendiri dan bisa menjadi kreatif. Saat ini, ia tengah mencari investor dan terus berkampanye untuk inovasi robotnya yang terbuat dari sampah. Keren!

Saya cuma menunduk, what I’ve done until my 20? :0 Banyak juga peserta yang lalu bertanya, “kenapa cuma 3, Bu?” hehe.

Dari cerita Ibu Septi sore itu, saya menyimpulkan beberapa rahasia kecil yang dimiliki keluarga ini, yaitu:
1. Anak-anak adalah jiwa yang merdeka, bersikap demokratis kepada mereka adalah suatu keniscayaan
2. Anak-anak sudah diajarkan tanggung jawab dan praktek nyata sejak kecil melalui project. Seperti yang saya bilang tadi, di usia 9 tahun, anak-anak Ibu Septi sudah diwajibkan untuk punya project yang wajib dilaksanakan. Mereka wajib presentasi kepada orang tua setiap minggu tentang project tersebut.
3. Meja makan adalah sarana untuk diskusi. Di sana mereka akan membicarakan tentang ‘kami’, tentang mereka saja, seperti sudah sukses apa? Mau sukses apa? Kesalahan apa yang dilakukan? Oh ya, keluarga ini juga punya prinsip, “kita boleh salah, yang tidak boleh itu adalah tidak belajar dari kesalahan tersebut”. Bahkan mereka punya waktu untuk merayakan kesalahan yang disebut dengan “false celebration”.
4. Rasulullah SAW sebagai role model. Kisah-kisah Rasul diulas. Pada usia sekian Rasul sudah bisa begini, maka di usia sekian berarti kita juga harus begitu. Karena alasan ini pula Enes memutuskan untuk kuliah di Singapura, ia ingin hijrah seperti yang dicontohkan Rasulullah. Ia ingin pergi ke suatu tempat di mana ia tidak dikenal sebagai anak dari orang tuanya yang memang sudah terkenal hebat.
5. Mempunyai vision board dan vision talk. Mereka punya gulungan mimpi yang dibawa ke mana-mana. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat, mereka akan share mimpi-mimpi mereka. Prinsip mimpi: Dream it, share it, do it, grow it!
6. Selalu ditanamkan bahwa belajar itu untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari nilai
7. Mereka punya prinsip harus jadi entrepreneur. Bahkan sang ayah pun keluar dari pekerjaannya di suatu bank dan membangun berbagai bisnis bersama keluarga. Apa yang ia dapat selama bekerja ia terapkan di bisnisnya.
8. Punya cara belajar yang unik. Selain belajar dengan cara home schooling di mana Ibu sebagai pendidik, belajar dari buku dan berbagai sumber, keluarga ini punya cara belajar yang disebut Nyantrik. Nyantrik adalah proses belajar hebat dengan orang hebat. Anak-anak akan datang ke perusahaan besar dan mengajukan diri menjadi karyawan magang. Jangan tanya magang jadi apa ya, mereka magang jadi apa aja. Ngepel, membersihkan kamar mandi, apapun. Mereka pun tidak meminta gaji. Yang penting, mereka diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi dengan pemimpin perusahaan atau seorang yang ahli setiap hari selama magang.
9. Hal terpenting yang harus dibangun oleh sebuah keluarga adalah kesamaan visi antara suami dan istri. That’s why milih jodoh itu harus teliti. Hehe. Satu cinta belum tentu satu visi, tapi satu visi pasti satu cinta :P
10. Punya kurikulum yang keren, di mana fondasinya adalah iman, akhlak, adab, dan bicara.
11. Di-handle oleh ibu kandung sebagai pendidik utama. Ibu bertindak sebagai ibu,partner, teman, guru, semuanya. Daaaan masih banyak lagi. Teman-teman yang tertarik bisa kepo twitter ibu @septipw atau gabung dan ikut kuliah online tentang keiburumahtanggaan diibuprofesional.com.

Hhhhmmm. Gimana? Profesi ibu rumah tangga itu profesi yang keren banget bukan? Ia adalah kunci awal terbentuknya generasi brilian bangsa. Saya ingat cerita Ibu Septi di awal kondisi beliau menjadi ibu rumah tangga. Saat itu beliau iri melihat wanita sebayanya yang berpakaian rapi pergi ke kantor sedangkan beliau hanya mengenakan daster. Jadilah beliau mengubah style-nya. Jadi Ibu rumah tangga itu keren, jadi tampilannya juga harus keren, bahkan punya kartu nama dengan profesi paling mulia: housewife. So, masih zaman berpikiran bahwa ibu rumah tangga itu sebatas sumur, kasur, lalala yang haknya terinjak-injak dan melanggar HAM? Duh please,  housewife is the most presticious  career for a woman, right? Tapi semuanya tetap pilihan. Dan setiap pilihan punya konsekuensi :) Jadi apapun kita, semoga tetap menjadi pendidik hebat untuk anak-anak generasi bangsa.

Setelah mengikuti sesi tersebut, saya menarik kesimpulan bahwa seminar kepemudaan tidak melulu bahas tentang organisasi, isu-isu negara, dan lain-lain yang biasa dibahas. Pemuda juga perlu belajar ilmu parenting untuk bekal dalam mendidik generasi penerus bangsa ini. Bukankah dari keluarga karakter anak itu terbentuk?

Wallahualambisshawab. Semoga ada yang bisa diambil pelajaran.

Rumah,
31 Juli 2013
00.29

Akhirnya kelar juga. Maaf tulisan ini agak lama post-nya. Saya mengalami krisis takut menulis kemarin-kemarin ini. Kumat. Hehe. Semoga bermanfaat :)

Oh ya, di acara itu saya juga bertemu komunitas yang concern untuk mengajak wanita kembali pada kodratnya menjadi wanita seutuhnya, namanya komunitas @metamorfosis_id. Yang tertarik silahkan kepoin twitternya :)

Salam,
Himsa. A housewife wanna be. Hehe.

Minggu, 14 Juli 2013

MANUSIA DAN RAMADHAN

" kalau semesta punya duit  Rp. 500.000, apa yang akan semesta lakukan ? " tanya saya kepada anak ke-2 saya yang baru naik klas 2 SD tahun ini,  diatas kendaraan menuju pasar johar, tempat kami biasa berbelanja untuk kebutuhan warung ayam bakar taliwang kami di semarang bersama istri saya, suksma.


" kalo adek ( biasa semesta memanggil sebutan dirinya) punya duit Rp. 500.000, ya adek pasti bagi to, 100 ribu ke mas langit, 100 ribu ke papa, 100 ribu ke bunda, 100 ribu adik tabung ".



" Lha terus sisanya yang 100 ribu adek bawa kemana ? " tanya saya lagi. " Mmmmmmh, 100 ribu lagi adek kasih Masjid ", jawabnya polos.



percakapan diatas mungkin saja adalah sebuah percakapan sederhana bagi para pembaca, tapi bagi saya  disaat seusia Semesta  pasti tidak akan terpikir akan menjawab seperti itu, paling saya menjawabnya dengan kalimat, " aku akan beli mainan ".


Ramadhan adalah bulan keberkahan, bulan dimana segala " bonus " datang langsung dari Allah SWT, bulan dimana kita diingatkan untuk berbagi kepada sesama, dan bulan dimana kita dilatih untuk menundukkan musuh terbesar kita, yaitu hawa nafsu kita sendiri.

Ilustrasi percakapan dari Semesta diatas menyadarkan saya bahwa anak sekecil itu sudah memiliki logika " berbagi " yang cukup cerdas, keluguan anak kecil tidak jarang memberikan contoh kepada kita para orang tua, bahwa nilai-nilai luhur justru hadir dari kesederhanaan pola pikir, ketulusan niat, tanpa ada maksud tersembunyi, kalau sudah niatnya untuk kebaikan langsung lakukan, jangan ragu, Allah SWT pasti bersama kita.

Manusia hidup di dunia ini tidak serta merta menjadikan dia adalah manusia unggulan, manusia sukses, ada proses menuju kearah itu, salah satunya adalah kekuatan dia di dalam menundukkan dentuman cobaan hidup yang diberikan Allah SWT yang tiada henti menerpa keseharian hidupnya.

Kesusahan yang terjadi tidak jarang menjadikan manusia berada dalam titik nadirnya untuk mampu mendengar bahasa nuraninya, insting predator untuk membunuh lawannya kerap lebih dominan menguasai otak bawah sadarnya di dalam  mengambil keputusan.

Ramadhan hadir salah satunya untuk mengingatkan manusia untuk tidak menjadi "predator" bagi sesamanya, mengingatkan manusia untuk kembali kepada jati dirinya sebagai Hamba Tuhan, menggarap dunia ini dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan-Nya, melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan-keputusan penting dalam hidupnya, disaat jati diri manusia itu bertemu frekwensi Ilahi, disitulah bahasa nurani mampu terdengar oleh jiwa dan menggerakkan segala panca indera tubuh manusia untuk melakukan hal-hal yang tidak hanya memuaskan ego diri nya semata, melainkan melakukan hal-hal yang berguna bagi makhluk Tuhan lainnya.

Satu Bulan Ramadhan, Allah SWT benar-benar memberikan kesempatan bagi kita untuk benar-benar kembali pada hakekat kita sebagai manusia, hakekat mengapa kita diciptakan, sehingga kita mampu  mendengar dengan jernih bahasa nurani kita dengan tanpa prasangka, Allah SWT itu selalu dekat dengan hambanya, bahkan jauh lebih dekat dari urat lehernya sekalipun, pertanyaannya, seberapa kuat ikhtiar kita untuk mencoba terus dekat dalam frekwensi-Nya. Bismillah.

Taufan Rahmadi














Jumat, 12 Juli 2013

Gwyneth Paltrow Menikmati Liburan di Pantai Pink Lombok

Kita tidak pernah tahu kalau ternyata pada bulan mei kemarin, Gwyneth Paltrow, bintang hollywood terkenal yang sukses menjadi artis pendukung pada film Iron Man itu menikmati keindahan pantai pink di lombok bersama anak-anaknya, apple and moses , dalam rangkaian wisata nya ke pulau komodo.

Lombok itu memang indah, dan mungkin tanpa kita sadari kerap menjadi destinasi utama dari banyak selebritis dunia untuk berkunjung secara "diam-diam ".

Keanekaragaman budaya dan keindahan alam yang masih asli menjadikan lombok adalah tempat wisata yang tepat untuk " menghilang " sejenak dari segala kejenuhan kota-kota besar.






foto - foto diatas merupakan foto -foto yang diambil dari situs pribadi gwyneth paltrow  www.goop.com , mulai dari pulau komodo, pulau rica dan pantai pink di lombok.

Lombok dan pariwisatanya harus terus kita kembangkan dan kita jaga kelestariannya, dan itu tidak bisa dari pemerintah saja . tapi dari kita semua masyarakat lombok.

semangat terus pariwisata lombok

salam

Taufan Rahmadi