Kamis, 25 Desember 2014

HIDUP BUKAN UNTUK MAPAN ( SEBUAH CATATAN AKHIR TAHUN )

" ... apakah itu kesuksesan? adakah Uang menjadi ukurannya ?, apakah itu penghargaan ? adakah Uang yang menjadi alasan untuk membelinya, apakah itu persahabatan ? adakah Uang yang menjadi alasan untuk mengekalkannya ? ... "

sebentar lagi 2015, seperti di setiap menjelang tahun baru ada banyak pertanyaan yang memenuhi pikiran ini, yang  kemudian membawa segala ingatan kembali muncul tentang apa  dan bagaimana diri ini di 365 hari yang telah berlalu, sudah terwujudkah apa yang kita cita-cita kan ?,  sudah mampukah kita membahagiakan orang-orang yang kita sayangi ? sudah adakah karya yang kita persembahkan untuk masyarakat sekeliling kita terlebih negeri ini ? dan Dosa, seberapa dekat kita pada-Nya untuk memohon ampun atas segala kekeliruan yang mungkin telah kita lakukan ?

Tahun baru, adalah tahun penuh tanda tanya dan sekaligus tahun dengan 1001 jawaban , manusia dihadapkan pada sebuah kenyataan hidup, ada yang membahagiakan, ada yang menyedihkan , seperti gelombang, naik turun adalah bagian dari hukum alam yang harus dinikmati, biarkan hidup ini mengalir, yakin saja dibalik kesulitan ada kemudahan, kita tekun dan terus berjuang, dan kalau kita berada dalam kebahagiaan, janganlah jumawa, karena dibalik itu semua ada Tuhan yang berperan.

Seorang pengusaha sukses pernah ditanya oleh seorang ibu , " saya sudah berusia hampir 40 tahun, kenapa kok saya belum mapan ? usaha yang saya buat gagal terus ? apa sih mapan itu ? "

sang pengusaha sukses itupun menjawab , " Kemapanan itu menurut saya tidak ada bu, justru saya menghindari merasakan itu, karena yang konstan itu adalah perubahan, hidup itu terus bergerak, mapan dan berada di zona nyaman akan membuat kita menjadi pribadi yang rapuh akan perubahan yang mungkin saja tidak menyenangkan, saya lebih baik berfikir tentang terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rencana-rencana saya untuk masa depan, selain bermanfaat buat meningkatkan kualitas diri dan tentunya juga untuk kebermanfaatan bagi masyarakat luas , dan ibu Jangan pernah berfikir kalau " Life begin at 40 " adalah patokan dimulainya sebuah kemapanan, karena nanti kita terjebak dengan pemahaman, kalau kita tidak "mapan" di usia 40 berarti gagal, ini tidak benar,  yang benar adalah bagaimana kita mampu berbuat selama masa hidup kita dengan berimbang, berimbang antara amalan dunia dan akhiratnya, dan itu tidak mesti dimulai dari usia 40, percayalah rejeki Allah SWT itu tidak mungkin tertukar, kerja saja sebaik-baiknya, lalu Ikhlas kan apa yang bakal terjadi diatas Ikhtiar kita yang maksimal dijalan Allah SWT ".

Hal ini mungkin mudah untuk dibicarakan, tapi sulit untuk dilakukan, tapi itulah apa adanya, itulah kenyataan kehidupan yang kita jalani diatas muka bumi ini, orang gagal itu banyak, orang sukses itu juga banyak, yang jarang adalah orang yang gagal lalu bangkit kembali, tidak putus asa dan yakin bahwa dibalik kegagalan yang dia alami akan ada masa keberhasilan yang akan diberikan Tuhan disaat waktunya tepat dan tentunya lengkap dengan keberkahannya, mengapa lengkap dengan keberkahannya ?, karena apa yang dilakukan bukan untuk mengejar materinya melainkan kebermanfaatannya , seperti juga Thomas Alfa Edison yang menemukan Bola Lampu, dia bertujuan melakukan eksperimen bukan untuk menjual bola lampu tapi bagaimana membuat sesuatu yang bermanfaat buat manusia agar lepas dari kegelapan, begitupula sang legenda Steve Jobs, yang menciptakan Apple bukan untuk menjual komputer, tapi bagaimana menciptakan sesuatu yang bisa memudahkan kerja manusia di masa depan.

Jadi, Hidup itu tidak selamanya bicara tentang materi atau
uang, melainkan bicara tentang perjuangan membangkitkan harapan untuk banyak orang, inilah sumber kebahagiaan dan keberkahan.

Selamat Tahun baru 2015, Mari bersama menjadi bermanfaat ...

Taufan Rahmadi | Semarang | Dec 25th 2015








Senin, 15 Desember 2014

Pernah Dengar Hipmi ?

" Bapak tahu Hipmi ? " ... Hipmi ? Kumpulan petani ya ? ... Ooooo

" Pernah dengar Hipmi ? " .. Nggak mas, nggak pernah ? .. Oooooo

Munas HIPMI sebentar lagi, pertanyaannya siapa kandidat yg bisa dianggap mampu menjawab " Ooooo " dari banyak orang di muka bumi indonesia ini ..

Bisakah HIPMI masa depan menjadi HIPMI yg inklusif ? Dia ada dihati rakyat, tumbuh bersama rakyat, dan membangkitkan militansi rakyat untuk mencintai kader-kadernya, kader-kader hipmi yang memang benar-benar pejuang, bukan berhenti di slogan.

Jujur, Hipmi harus berani melakukan otokritik terhadap kebermanfaatan dirinya di tengah masyarakat, konsistensi mengabdi yang penuh inovasi dan keikhlasan, dan bukan cuman bergemuruh disaat menjelang munas.

" mbak, ayo masuk HIPMI ? "

" Wah mas, nggak lah" .

" Lho kenapa ? "

" Ya , saya takut darah mas "

" Lho apa hubungan HIPMI dgn darah ? "

" Lho bukannya HIPMI itu Himpunan Palang Merah Indonesia mas "

" Ooooooo ..... "

Salam perjuangan,

Taufan Rahmadi | T9

Sabtu, 06 Desember 2014

BELAJAR IKHLAS

Belajar Ikhlas
" Ikhlas mungkin saja akan mengujimu hingga dititik paling nadir dalam hidupmu, Tetapi Ikhlas juga akan memastikanmu berada dalam derajat tertinggi di hadapan sang Penguasa Hidup "
sudah lama tidak menulis semenjak mendapatkan amanah di BPPD NTB, kali ini hasrat menulis itu muncul kembali seiring beberapa pekerjaan yang sudah hampir selesai di supervisi di menjelang akhir tahun ini.
Sahabat, saya banyak belajar dari ibu saya, kalau beliau sering menasehati saya, " Nak, tiada keindahan seindah Ikhlas, ikhlas itu adalah kemurnian , kecerdasan memahami bahwa apa yang tampak tak layak untuk terlalu dipusingkan, kekuatan hidup itu ada pada bersihnya hati yang berserah total pada takdir-Nya.
Saya sadar, Ikhlas lebih gampang untuk diucapkan, dan berat disaat dijalankan, disetiap kali saya dihampiri " sempitnya " hati, disaat itu pula saya mengingatkan diri saya tentang apa yang selalu dipesankan ibu saya tentang spirit Ikhlas ini.
" anakku, hati yang bersih adalah awal dari kita dekat dengan prilaku Ikhlas, hati yang bersih adalah navigasi dari jiwa untuk tetap berada pada sumbu kebenaran, kalaupun dirimu mengalami cobaan hebat, itu tidak akan menyurutkanmu, bahkan menjulangkan dirimu dimata Tuhan. " kembali ibu saya berujar.
Indah sekali hari ini, belajar Ikhlas dari ibu saya, Subhanallah.
Wass. Wr.Wb
Taufan Rahmadi

Kamis, 04 Desember 2014

Belajar dari " Syeikh Muhammad Bin Rasyid Al Maktum " ( Raja Dubai dan PM Uni Emirates Arab ) :

Belajar dari " Syeikh Muhammad Bin Rasyid Al Maktum "
( Raja Dubai dan PM Uni Emirates Arab ) :

Bagaimana Beliau sukses membangun Dubai setelah sempat negeri ini terlilit krisis ekonomi akibat krisis dunia, dari negara yang tadinya tergantung dari Minyak lalu berubah menjadi negara yang 90 persen pendapatannya dari sektor pariwisata ..

Inilah Prinsip beliau dalam membangun Dubai :
1. Peluang itu tidak datang mengetuk rumah kita, tapi kitalah yang harus mencari dan mengejar peluang itu serta memanfaatkannya sebesar2nya bagi rakyat kita.
2. Apa yang terjadi dan terlihat di Dubai saat ini bukanlah obsesi saya, melainkan PERMULAAN AWAL menuju obsesi saya.
3. Allah SWT akan memberi sejuta jalan ketika kita memiliki niat bersih di dalam memakmurkan rakyat dan negeri kita, karena kekayaan Allah tidak ada batasnya.
4. Mengajak seluruh negara arab untuk bersatu dan memberitahukan kepada dunia bahwa negara arab mampu untuk dijadikan contoh dari kemajuan, sebagaimana keberhasilan Dubai saat ini.
5. Banyak Orang berbicara, namun kita adalah BEKERJA, dan kemajuan itu adalah pekerjaan yang tiada hentinya.
6. Dan Perjuangan dalam hidup adalah sangat Istimewa dan Tidak pernah memiliki garis akhir .
( Dari buku otobiografi " Bagaimana Membangun DUBAI " oleh Syaikh Muhammad Bin Rasyid Al Maktum " )
Semoga bermanfaat buat kita semua,
Wass.wr.wb
Taufan Rahmadi