Minggu, 10 Februari 2013

KIRA KIRA MENGAPA TGB INGIN MAJU LAGI MENJADI GUBERNUR NTB ?

" Kira - Kira Mengapa TGB ingin maju lagi menjadi Gubernur NTB ? "

sebuah pertanyaaan menggelitik yang tiba-tiba masuk dalam pesan singkat lewat BBM dari seorang sahabat saya malam ini. sebuah pertanyaan sederhana namun sangat dalam maknanya.

saya katakan kepada teman saya, " coba saya pikirkan dulu sobat ? ", tapi seharusnya yang menjawab pertanyaan kamu ini adalah TGB sendiri ".  Namun terlepas dari itu, saya coba mengurai dan mengira-ngira jawaban dari pertanyaan itu dalam dimensi lain, dimensi kepemimpinan dan prinsip hidup orang sasak, suku darimana seorang TGB berasal.

saya pun mencoba membaca beberapa literatur, lalu mencoba mendiskusikan kepada seorang pakar budaya sasak yang saya hormati, tentang apakah sebenarnya prinsip hidup orang sasak itu ? lalu bagaimana prinsip itu dikaitkan dengan karakter seorang pemimpin ?

Prinsip hidup orang sasak itu adalah :

1.  " Tindih " artinya : memiliki komitmen dan konsistensi yang kuat.  

TGB dengan segala perjuangannya sebagai seorang pemimpin mencoba untuk tetap mengikhtiarkan jalan yang terbaik di dalam perwujudan target - target pembangunannya demi komitmennya kepada masyarakat NTB, secara obyektif pasti ada yang belum memenuhi target, tetapi pasti ada pula yang telah mencapai target dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Maju kembali menjadi gubernur kali ini menurut analisa saya adalah sebuah komitmen tanggung jawab di dalam meneruskan pembangunan demi kesejahteraan yang dicita-citakan.

2. " Agnya Nemanda " ( bersedia berbagi ),  " Agnya Nerasa " ( bersedia merasakan penderitaan rakyatnya ) dan "Agnya Purus " ( bersedia duduk bersama rakyatnya )

TGB sebelum menjadi gubernur dan setelah menjadi gubernur adalah sosok  pemimpin yang religius dan rendah hati, sudah terdidik semenjak kecil dengan kultur kehidupan religius pesantren yang sangat kental, mencotoh ketokohan dan suri tauladan dari kakeknya, Alm TGH  Zainuddin Abdul Majid
( Tuan Guru Pancor ),  seorang Tuan Guru paling kharismatik yang pernah hidup di NTB, TGB  dalam aktifitasnya kerap bersentuhan langsung dengan masyarakat, dan ini adalah bagian dari kehidupannya, mengisi pengajian hingga ke pelosok-pelosok desa, memotivasi banyak kaum muda untuk terus inovatif dan bisa menjadi generasi muda yang bersaing dan berdaya guna. Disetiap pengajian yang dilakukan, terlihat bagaimana umat mencintai dirinya.

Menjadi Gubernur NTB bila melihat prinsip hidup orang sasak diatas  bukanlah sebuah ambisi pribadi dari sosok TGB, karena masyarakatlah yang mendorong dia untuk tampil menjadi pemimpin daerah ini. TGB maju untuk sebuah keikhlasan pengabdian, berbagi semangat, merasakan sama-sama penderitaan dan duduk bersama rakyat mencari solusi bagi kemajuan propinsi ini.

Tulisan ini turun bukan untuk mengatakan TGB adalah " superman ", TGB adalah " sempurna ", tidak, sekali lagi tidak, TGB adalah seorang manusia biasa yang kebetulan terpilih menjadi pemimpin propinsi ini, memajukan NTB dengan apa yang menjadi keyakinannya, berhasil atau tidak TGB selama ini biarlah Rakyat NTB yang menilai, pantaskah dia memimpin lagi atau tidak biarkan pula Rakyat NTB yang menentukan.

Saya yakin menang atau kalah nantinya TGB bukanlah hal yang utama, tapi yang terpenting adalah bagaimana ikhtiar terbaik TGB sebagai pengemban amanah rakyat NTB mampu dia pertanggungjawabkan dan terus bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat, seorang TGB pasti mengutamakan ini.

Perjuangan membangun NTB ini masih panjang, kalau kita sebagai masyarakat NTB sudah tidak peduli, lalu siapa lagi ?

Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik buat kita semua, amien

semoga bermakna

Taufan Rahmadi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar