Senin, 12 Maret 2012

BAGAIMANA SEHARUSNYA HIPMI BERSIKAP TENTANG KENAIKAN BBM ?

Kawan HIPMI se-Indonesia, 
 
Berbicara ttg Kenaikan bbm, mari kita coba untuk melihat dulu apa alasan pemerintah utk bisa naikkan harga BBM, pemerintah berargument bhw belanja negara saat ini dihabiskan utk subsidi, padahal anggaran tsb bisa digunakan utk rakyat miskin, apakah pola pikir pemerintah ini benar ?
 
Kalau kita mensitir pendapat prof DR ichsanuddin noorsy, bahwa total anggaran yg digelontorkan utk subsidi oleh pemerintah 2006-2012 hanya 168.5 T, sdngkan utk bayar hutang luar negeri170.4 T, artinya rakyat indonesia mensubsidi warga negara asing
 
Lalu tentang argumen pemerintah yg mengatakan bahwa subsidi slma ini adlah salah sasaran, logika ini dipatahkan dengan, kenyataan bahwa mobil di indonesia yg 70 persen br cc 1500 kbwh , nah 65 persen dinataranya dibeli dgn kredit dgn cicilan 3.4 hingga 3.6 jt , apakah itu kaya atau miskin ?
 
Hipmi sebagai organisasi kader harus melihat pencabutan subsidi bbm ini dari 3 perspektif :
 
1. Perspektif kebangsaan, sbg pengusaha pejuang, adakah kebijakan ini bertentangan dengan pasal2 di UUD 1945 ?
 
2. Perspektif keekonomian , sbg pejuang pengusaha, sbrp besar dampak kenaikan harga BBM ini thdp para kader hipmi yg notabene sebagianbesar adalah pengusaha yg masih tergolong ukm ?
 
3. Perspektif politis, mampukah hipmi mengatakan kepada pemerintah utk tidak tunduk kepada kepentingan asing, dengan berani mengatakan komitmen para pengusaha indonesia yg menggagas langkah-langkah komprehensif menuju kemandirian ?
 
3 perspektif diatas adalah tolak ukur bagi hipmi di dalam menentukan langkah2 strategis di dalam bersikap thdp pencabutan subsidi bbm yg dilakukan pemerintah
 
Pertanyaannya skrg, seberapa " pejuang" kah hipmi saat ini, lebih jauh lagi, seberapa " indonesia " kah hipmi saat ini ? 

untuk mimpi " Negeri Kreatif Nusantara 2020 "
hormat saya
 
TAUFAN RAHMADI ( T9 )
CREATIVE STRATEGY CONSULTANT
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar