Sabtu Dini
hari 1 Desember , saya tidak tahu entah energi apa yang membuat saya masih
terjaga, padahal aktifitas saya sebagai penggiat dunia kreatif strategi
berjibun dengan tanggung jawab pekerjaaan yang harus bekejaran dengan tenggat
waktu yang terus saja bergerak semakin dekat, karena kebetulan saat ini saya
terlibat dengan project pengembangan perumahan dan pembangunan kawasan hotel
yang membutuhkan sebuah energi kreatif yang tidak jarang menguras tenaga dan
pikiran saya.
Ya, saya
masih terjaga, terjaga dikarenakan saya tidak bisa menjelaskan betapa ” menyala
” nya saya untuk mendapatkan kehormatan memenuhi undangan seorang Pengusaha
Muda Nasional yang menjadi panutan saya, Sandiaga S Uno, atau mas Sandi saya
biasa memanggilnya, yang sejak tahun 2007 saya mengenalnya karena kami sama-
sama aktif di HIPMI ( Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ), kebetulan saat itu
mas Sandi adalah Ketua Umumnya dan saya adalah sekretaris umum BPD Hipmi NTB.
” Fan kamu
lagi dimana ? ” ujar pesan singkat BBM Mas Sandi yang masuk ke BB saya, ”
Lagi di Jakarta mas, berjuang “, balas saya. ” Tanggal 1 Desember, sabtu
besok ikut ya padang, terbang perdana mandala jurusan Jakarta - Padang, bisa
kan ? “. ” Wow, Bisa mas ! ” , balas saya dengan cepat.
percakapan
singkat itu adalah sebuah percakapan yang mungkin biasa bagi sebagian orang ,
tapi bagi saya ini adalah sebuah kesempatan luar biasa, kesempatan bukan untuk
sekedar ” berbangga-bangga ” terbang bersama seorang yang terkenal, bukan-bukan
itu, tapi sebuah kesempatan untuk saya punya waktu ” menguji ” pendapat saya
tentang dunia entrepreneur dengan sosok yang sudah membuktikan keberhasilan
dari perjuangannya, saya ingin bicara tanpa beban, saya ingin bicara tanpa
tabir, saya ingin bicara tanpa gap, saya ingin bicara tanpa topeng, saya ingin
bicara dengan Mas Sandi,ya, bicara seperti layaknya seorang kawan.
dan jam 3
dini hari, saya sudah berada di airport terminal 3 bandara soekarno hatta,
padahal penerbangan masih sekitar 2 jam lagi, saya nikmati benar sunyi airport
bersama atribut branding dari mandala yang dipasang di foyer koridor
keberangkatan, ini dia salah satu maskapai penerbangan nasional kebanggan
bangsa, dengan identity flight ” RI ” hadiah dari proklamator bangsa Bung
Karno, Mas Sandi sudah mulai menyatukan langit Indonesia , ujar saya dalam
hati.
dan
waktupun tiba, tanpa ada protokoler, seperti layaknya penumpang biasa, melewati
proses security X-ray airport, mas Sandi muncul dengan Hem Batik khasnya, tas
ransel, kacamatanya, lalu menyapa beberapa kawan yang ikut disana, menyapa
president direktur mandala air yang menunggu kedatangan dia, dan tidak terlupa
moment yang selalu membuat saya merasa terhargai, dia selalu menyapa saya
dengan panggilan ” halo ujungpintu ! ” ( ini nama perusahaan eo saya di lombok
), kemudian mas sandi lalu memperkenalkan saya dengan kolega yang disana, saya
sendiri berusaha keras ” menjaga diri ” saya untuk tetap berpijak di bumi dan
tidak terbang ke langit karena perlakuan ini, subhanallah saja ucap saya dalam
hati .
penerbangan
perdana mandala air menuju padang, landing dengan mulus di bandara
internasional minangkabau, disambut meriah oleh kesenian daerah sumatera barat
bersama bapak Gubernur dan jajarannya, Ramah dan hangat.
perjalanan
kemudian dilanjutkan menuju universitas andalas padang, guna mengikuti seminar
nasional kewirausahaan dimana mas sandi menjadi pembicara utamanya, gedung
utama itu penuh sesak oleh para mahasiswa yang datang berbondong - bondong dari
berbagai daerah pelosok, menakjubkan, 2500 mahasiswa lebih memadati aula itu,
dan mereka tidak hentinya bertepuk tangan, dan berebutan bertanya tentang
kewirausahaan sampai ada yang nekad menyerahkan proposal bisnisnya langsung ke
mas Sandi.
Inilah
Sandiaga S Uno, hampir 3 jam di seminar itu, mahasiswa tetap duduk dan
menyimak, sorot mata penuh energi terlihat jelas oleh saya ada pada mereka, mas
sandi sudah mampu merebut hati mereka ungkap saya dalam hati. Para peserta yang
berebutan ingin difoto, seorang ibu yang terharu menangis karena bisa berbicara
dekat dengan seorang sandi, dan anak-anak muda yang tiada henti mencium
tangannya , inilah sebuah penghargaan masyarakat yang tidak ternilai, sejarah
sedang dimulai !
meninggalkan
universitas andalas, melanjutkan menikmati obyek pariwisata di sumatera barat,
jam gadang, rumah adat minangkabau, istana bung hatta, ngarai sianok, dan
mengunjungi koperasi tani dari bapak masril koto, membuat lengkap perjalanan
ini, sebuah perjalanan penuh makna.
sebelum
saya akhiri tulisan ini, orang tua saya pernah mengatakan, salah satu letak
kita bisa mempercayai seorang pemimpin adalah melihat bagaimana dia beribadah
kepada Tuhannya, terutama sholat. Menikmati setiap gerakan sholat dengan
khusyuknya, mendengarkan surat An-Nashr yang dibaca dengan lembutnya,
seusai salam, selalu dilanjutkan dengan sholat sunat…
Sandi S
Uno, adalah manusia biasa, dia mengerti arti kecilnya dia dimata Tuhannya, ”
mas sandi, kita akan sholat dulu atau makan ? “. ” Kita sholat dulu saja, biar
kita tenang .” jawab dia kepada saya.
Landing
kembali di jakarta, Jam 1 dini hari, di koridor menuju pintu keluar , ” Fan, we
have to work in something, 2013 its lot of thing that we have to prepared “,
ujar dia kepada saya, ” Siap Mas, bismillah ! “, jawab saya.
kembali,
Allah SWT selalu menunjukkan keajaibannya dalam perjuangan saya di ibukota ini,
saya yakin akan Keberhasilan Masa Depan , seyakin saya melihat seorang Sandiaga
S Uno di dalam mendudukkan dirinya sebagai seorang Hamba Tuhan.
kerja
keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja Ikhlas.
semoga bermakna,
Taufan Rahmadi -
@taufan09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar