Sabtu, 16 Juli 2011

KONTEMPLASI UNTUK INDONESIA ( TERINSPIRASI OLEH POSTING MAS ADRIAN SINGAWINATA )

dear mas adrian, 

senang membaca postingnya mas, benar saya sepakat sudah saatnya kita berkotemplasi, memahami makna dari keberadaan manusia di muka bumi ini, saya yakin kita sama-sama bisa menjawabnya, tapi belum tentu bisa melakukannya, termasuk mungkin juga saya.

alam selalu berbahasa dengan simbolisasi dan pratanda, alam tidak pernah berbahasa dengan janji apalagi caci maki. tapi begitu dia " marah " simbolisasi dan pratanda itu akan berubah menjadi sebuah " aktualisasi " .. yaitu bencana alam itu sendiri.

alam adalah merupakan bagian dari kreasi Tuhan yang menakjubkan, Tuhan sudah menugaskan kita untuk memeliharanya bukan merusaknya, inipun kita sudah tahu, tapi kita tetap melakukannya.

alam dan kita manusia adalah bukan hal yang terpisah, kita adalah bagian dari identitas yang seharusnya membuat alam menjadi hidup, namun anehnya yang terjadi adalah kebalikannya, manusia kerap kali menjadi " agent of death " dari identitas alam itu sendiri.

mari coba kita lihat dengan mata " kontemplasi " kita, merapi meletus, fenomena ini bukan sekali terjadi dan sama dengan letusan - letusan gunung berapi lainnya di muka bumi ini, namun yang membuatnya berbeda adalah sebuah kekuatan  kesetiaan kepada alam yang nampak hidup di kehidupan lereng itu mampu dihadirkan oleh sosok " mbah marijan ", mbah marijan memegang teguh amanah dari " sang HB IX " untuk menjadi juru kunci gunung merapi,HB IX sudah lama tiada, Mbah marijan pun wafat dalam keteguhan memegang amanah itu, kesetiaan sampai mati, adakah diri kita telah memiliki kesetiaan itu ?

kita, indonesia, " diajarkan dan diingatkan " kembali tentang bagaimana seharusnya kita memegang " mandat ", tentang apa itu  " kesetiaan ", tentang apa itu makna hidup ...melalui seorang " mbah marijan ".. alam berbahasa kawan.  

wasior - mentawai - merapi,adalah sebuah lanjuta episode,  lalu nanti apa lagi, semoga allah swt mengampuni, jakarta ibukota, jantung indonesia , sumber energi dari " pompa darah " untuk bangsa, adakah " jantung " ini " sehat ", adakah " darah" nya  " bersih " ? adakah dari sini kita harus " membasuh" nya?

kawan, sudahlah untuk saling menghujat,sudahlah untuk saling menghancurkan, sudahlah untuk selalu merasa menjadi paling sempurna, salurkan energi kita pada sebuah solusi, Alam - Indonesia , membutuhkan itu !

kontemplasi yang harus kita lakukan, mari berbuat kebaikan pada setiap orang, dan mengajak mereka untuk berbuat kebaikan pula kepada orang lain, dan perlahan Indonesia pun akan penuh oleh kebaikan, dan alampun akan kembali berbahasa melalu simbolisasi " keindahannya " ... bukan " kehancurannya "..

mari kita bergerak untuk solusi !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar